Translate

Minggu, 07 Juni 2015

GENJOT PERFORMA MESIN STANDART (2/3): Daya VS Torsi.



Mesin Standart.
Mesin mobil mass production yang dibuat oleh pabrikan, haruslah berdasarkan spesifikasi standart yang sudah ditetapkan agar tidak melenceng jauh dari konsep awal perencanaannya. Dengan kata lain mesin standart tsb. harus mampu memenuhi semua aspek yang dipersyaratkan, sehingga mobil yang diproduksi nantinya mampu berkompetisi secara maksimal di pasaran. Aspek-aspek yang harus dipenuhi, umumnya aspek: desain mobil + geometri, berat kosong & isi, mampu muat banyak, performance, hemat BBM, kehandalan, kenyamanan, keselamatan, keamanan, after sales service, resale value, regulasi, dll.


Note:
Berat kosong kendaraan, yaitu berat total kendaraan sebelum dipasang aki/ battery dan diisi bermacam-macam cairan pada bagian-bagian tertentu.
Berat isi kendaraan, yaitu berat total kendaraan setelah dipasang aki dan diisi bermacam-macam cairan sampai batas max. pada bagian-bagian tertentu sesuai fungsinya masing-masing, berupa: oli (oli mesin, minyak rem, oli hydraulic power steering untuk yang masih aplikasi piranti ini, oli transmisi, oli gardan, oli transfer case  untuk yang berpenggerak 4 roda) dan air (air radiator, air intercooler untuk yang sudah aplikasi turbo). Khusus botol air wiper & tangki BBM tetap diukur dalam kondisi kosong.
Untuk ban, AC system & shock absorber mending tidak usah dipersoalkan, karena memang dari sononya sudah dirakit komplit berikut isinya (angin, oli, freon, dll). Haha.

Modifikasi khususnya dalam rangka genjot performa mesin standart ini, tentu saja akan membawa "korban" yang berdampak pada berkurangnya nilai dari beberapa aspek yang ada. Contoh yang paling mudah misalnya aspek hemat BBM yang akan segera terkoreksi habis. Tetapi ada juga lho yang nasibnya bertambah baik, misal power & akselerasi!
So please, jangan kesusu mewek dulu son... katanya pingin jadi pembalap! Haha. Come on dilanjut.

Performa mesin standart dalam brosur-brosur promosi pemasaran, umumnya dituliskan pada kolom spesifikasi teknik dan grafik performance, yaitu:
Daya max./ rpm (misal; 200 PS/ 7.000 rpm).
Torsi max./ rpm (misal; 25 Nm/ 5.000 rpm).
Konsumsi BBM dalam Km/ liter (misal; 8,5 Km/ lt) atau kadang oleh beberapa media berlisensi disini ditulis dalam liter/ 100 Km (Deutch), meski di Indonesia sendiri kurang begitu familier.

Grafik performance/ karakteristik mesin, Power vs Torsi, sbb:

Ilustrasi Grafik Performance dari Mesin Bensin dan Mesin Diesel.
Note:
Daya atau power adalah semburan energi atau tenaga per satuan waktu.
Satuan power yang sering digunakan, adalah: kW (kilo Watt ~ metric horse power), hp (horse power ~ imperial horse power), PS (Pferderstarke ~ Deutch) dan PK (Paardenkracht ~ Dutch).


Definisi Daya.
Definisi power (ref. DIN 66036): metric horsepower adalah tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkat benda seberat 750 N (Newton) setinggi 1 meter dalam waktu satu detik, maka dibutuhkan tenaga kuda yang setara dengan 735,5 Watts= 0,736 kW= 1 PS= 1 PK.
Konversi:  
Metric horsepower:   1 kW= 1,356 PS atau PK.
Imperial horsepower: 1 hp= 0,746 kW= 1,014 PS atau PK.
Di dunia, sampai saat ini satuan PS sering/ lebih populer digunakan terutama dalam brosur-brosur promosi pemasaran mobil. Hal itu karena satuan PS lebih familier bagi para customer dibandingkan bila memakai satuan kW. Jadi, ingat hal ini bukan karena unsur sentimen seperti kata orang sebelah, haha.

Power mesin dapat berwujud dalam bentuk:
~ Torsi/ torque/ moment of force/ daya engkol, adalah power yang terkait dengan putaran mesin (rpm). Besar kecilnya torsi mesin tergantung pada gaya tekan piston dan panjang langkah piston/ stroke. Torsi berguna untuk; memulai gerak dari keadaan diam, mengangkut beban berat, melaju pada tanjakan terjal dan menambah kecepatan/ acceleration.
~ Power itu sendiri. Berguna untuk melawan gaya-gaya penghambat gerak laju mobil (berupa; rolling resistance & hambatan angin/ windage), sehingga mobil dapat mempertahankan kecepatannya, terutama pada kecepatan tinggi/ tertingginya, pada jalan/ track yang relatif datar.
Umumnya pada ujung poros output mesin dipasang roda gila/ flywheel dengan diameter dan berat tertentu.
Flywheel bersifat meredam getaran/ balancer serta menyimpan energi inertia, sehingga rpm tidak spontan menjerit begitu pedal gas dibejek. Keadaan ini membuat perpindahan daya mesin ke drive train dapat berlangsung lebih halus, maka tidak usah heran, bila:
~ Mobil tetap nyaman digunakan pada kondisi lalin yang sering macet/ stop & go.
~ Mobil tetap bertenaga pada saat memikul beban berat (bila sesaat rpm turun ada torsi yang dilepaskan oleh fly wheel, sehingga mobil tidak spontan terhenti).
~ Mobil mantap ayo ajah saat diajak melaju di tanjakan terjal (bila sesaat rpm turun ada torsi yang dilepaskan oleh fly wheel, sehingga mobil tidak spontan melorot).
Keberadaan flywheel membuat torsi max. bergeser ke arah rpm yang lebih rendah, sehingga pada rpm yang tidak terlalu tinggi atau pada gigi transmisi rendah (level 1s/d 3) sudah didapatkan torsi yang cukup besar untuk berlakunya ke-3 hal di atas.

Jadi semakin tinggi power mesin sebuah mobil, maka akselerasi bakal semakin beringas dan kecepatan puncaknya/ top speed semakin melejit (cuma seberapa tingkat keberingasan akselerasi dan ketinggian top speed tergantung pada gear-gear ratio yang diaplikasikan). Dengan demikian, mobil akan semakin enteng dipacu untuk mencapai top speed dalam waktu singkat, terutama pada  track yang relatif datar. 

NEXT:
 GENJOT PERFORMA MESIN STANDART (3/3): Performa Traksi.





Wish U All The Best!